Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Heidegger dan Kopi: Perenungan Eksistensi Diri

  (source: gentwenty.com) Menyeduh kopi di pagi hari adalah nikmat bagi segala sesuatu. Segala aktivitas dari mulai bangun tidur hingga sebelum tidur, selalu ditemani oleh secangkir kopi. Bagiku, kopi adalah teman bekerja, bercakap bersama orang-orang sehingga tidak mungkin satu hari bagiku tidak meminumnya. Dewasa ini, kebutuhan meminum kopi sangatlah banyak, karena khasiat kopi yang diberikan membantu seseorang dalam kegiatan kesehariannya. Mulai dari berangkat bekerja atau waktu bekerja biasannya seseorang akan menyeduh secangkir kopi untuk menambah konsentrasi ataupun obat untuk kantuk. Aktivitas kita setelah meminumnya akan membuat kita menjadi bersemangat. Bekerja misalnya kita menjadi fokus dan lebih semangat dalam bekerja. Saking semangat bekerja melawan aktivitas harian kita sampai lupa bagaimana kita bisa melewati hari-hari yang repetitif. Ya. Lupa akan Diri seringkali membuat kita terkecoh dan tidak awas dalam melakukan keseharian kita. Seringkali membuat ‘lupa diri’

Bahasaku

  source : medium.com Aku tidak begitu tahu-menahu perihal keterdiaman bibir dan kata-kata, yang menginginkan makna dengan harapan pemahaman akan seseorang - tak yakin bila ini seorang perempuan, dan semoga benar adanya! Ini belum lagi sangkut-paut serta sarut-marut dengan diamnya dunia dan ke-tergesa-an bahasa yang begitu fasis, yang mengajariku, maksudku tanganku ini yang berlagak berpikir, membicara dengan tulisan. Ya, sesuatu terkadang datang begitu melilit dan mencekik alat pernafasanku, bahkan sebelum itu menjadi hembusan angin yang tak ada gunanya, melewati mulut dan akhirnya bersuara seolah ingin menjelaskan "apa yang salah dari genangan air hujan di musim panas? " sehingga kata-kataku seperti tanah kering, yang hanya sekali injakan kakimu, retaknya menjalar sampai ke seluruh bumi! Maksudku, kepandiran dari organku yang beralasan rindu akan orang lain yang sepertinya, kuyakin, tak tahu-menahu, menantikan kesayuan hujan dan itu bukan dari organku, melainkan o