(source: gentwenty.com) Menyeduh kopi di pagi hari adalah nikmat bagi segala sesuatu. Segala aktivitas dari mulai bangun tidur hingga sebelum tidur, selalu ditemani oleh secangkir kopi. Bagiku, kopi adalah teman bekerja, bercakap bersama orang-orang sehingga tidak mungkin satu hari bagiku tidak meminumnya. Dewasa ini, kebutuhan meminum kopi sangatlah banyak, karena khasiat kopi yang diberikan membantu seseorang dalam kegiatan kesehariannya. Mulai dari berangkat bekerja atau waktu bekerja biasannya seseorang akan menyeduh secangkir kopi untuk menambah konsentrasi ataupun obat untuk kantuk. Aktivitas kita setelah meminumnya akan membuat kita menjadi bersemangat. Bekerja misalnya kita menjadi fokus dan lebih semangat dalam bekerja. Saking semangat bekerja melawan aktivitas harian kita sampai lupa bagaimana kita bisa melewati hari-hari yang repetitif. Ya. Lupa akan Diri seringkali membuat kita terkecoh dan tidak awas dalam melakukan keseharian kita. Seringkali membuat ‘lupa diri’
Wabah
Virus Corona (CoViD-19) dan Tanggapan Warga Bumirejo, Pudakpayung, Semarang
Nama: Jonny Kharo
Nim: 1604016074
Desa Bumirejo – Wabah Corona (CoViD-19) atau
Corona Virus Disease, menjadi
perbincangan hangat tidak hanya untuk para ahli-ahli kedokteran di dunia yang
karena memang belum menemukan vaksin yang secara konkrit dapat menyembuhkan
manusia dari virus tersebut, dan menjadi berita utama di seluruh media massa,
terutama di channel televisi masyarakat Indonesia yang 24 jam selalu
ditayangkan dan diinformasikan pada seluruh pemirsa Indonesia, dan tak luput
pula acara infotaintment (semisal Silet, Intens, dan seterusnya) yang
menceritakan pada pemirsa tentang bagaimana para artis/seleb di negeri ini
menanggapi situasi berhadapan dengan virus yang sedang mewabah.
Dari salah satu hingar-bingar informasi
mengenai virus Corona ini, ternyata juga sudah mulai masuk perbincangan warga
di sebuah desa di daerah Pudakpayung yaitu desa Bumirejo. Ini dibuktikan oleh
hasil wawancara dengan seorang ibu RW 06 Bumirejo Sri Handayani yang mengatakan
“berusaha untuk tidak keluar rumah kalau tidak penting, menjaga kebersihan,
makan makanan yang bergizi, banyak minum air putih, dan sering-sering cuci
tangan pakai sabun” ujarnya ketika ditanya apa saja yang ia lakukan selama ada
informasi wabah virus corona. “Agar sebisa mungkin dan seminimal mungkin
terhindar dari penyakit yang baru mewabah di masyarakat” tambahnya (23/4).
Dengan membanjirnya informasi-informasi
tentang wabah virus Corona di Indonesia ini, memang secara komunikatif
media-media memang memberikan kemudahan dalam menyampaikan pesan dan
pengetahuan mengenai keadaan dan tentang sebenarnya ‘apa itu virus corona?’.
Ini dibuktikan dengan ibu Sri Handayani yang mengatakan “dari sosmed yang
sekarang ini banyak masuk informasi-informasi tentang corona, kemudian dari
Kelurahan (Pudakpayung) dan Puskesmas Pudakpayung yang men-sosialisasikan
sedikit tentang wabah corona” dan ketika ditanya sejak kapan ia mengetahui
informasi tentang corona “sejak awal Maret 2020” (23/4). Ada juga jawaban dari
salah seorang warga tetangga ibu RW 06 yang ketika ditanya informasi tentang
wabah ini “setahu saya kalau wabah corona itu virus yang berasal dari Cina.
Sebuah virus yang saat ini belum ada obatnya atau belum ada penanganan yang secara
spesifik dan cepat” ujar bapak Teguh Wiyanto mantan ketua salah satu RT di
Bumirejo itu. “dan melakukan sesuatu halnya sesuai instruksi pemerintah yang
ada, misalnya, tidak keluar rumah selama 14 hari, membatasi pertemuan dengan
banyak orang, menjaga kesehatan dengan cara mempertahankan imunitas tubuh kita
dengan hidup bersih. Ini karena dari kita membaca informasi dari sosial media,
di media-media televisi yang ada. Itu salah satu pencegahan yang saat ini
masyarakat bisa lakukan. Ini juga saya ketahui dari beberapa bulan lalu ketika
masih di Cina sedang ganasnya wabah itu, dan di Indonesia setelah ‘booming’ di daerah Depok itu yang dua
orang positif virus corona” tambahnya (23/4).
Yang paling penting dari informasi adalah
kebenaran dari pesan-pesan yang disampaikan oleh media apapun bentuknya,
terutama media elektronik. Memang masyarakat juga lebih mempercayai informasi
yang diberikan dari instansi kesehatan, karena memang masuk akal bila dipikir
bahwa segala macam penyakit atau bahkan istilah ‘sakit’ itu sendiri pastilah
berkaitan dengan kesehatan, tak luput juga virus corona ini. Tapi ada juga yang
dibuat bingung oleh banyaknya kanal-kanal informasi virus corona yang menyebar
terutama di daerah Semarang. “nah itu, soalnya banyak bermacam-macam versi,
jadi kita mencampurkan informasi itu semua, entah itu dari pemkot, dari
sosmed/internet yang itu semua kita ambil poin-poinnya yang masuk akal. Karena
kita juga tidak bisa berbuat banyak, dengan cara cukup menjaga diri sendiri
saja” (23/4).
Komentar
Posting Komentar