Langsung ke konten utama

Heidegger dan Kopi: Perenungan Eksistensi Diri

  (source: gentwenty.com) Menyeduh kopi di pagi hari adalah nikmat bagi segala sesuatu. Segala aktivitas dari mulai bangun tidur hingga sebelum tidur, selalu ditemani oleh secangkir kopi. Bagiku, kopi adalah teman bekerja, bercakap bersama orang-orang sehingga tidak mungkin satu hari bagiku tidak meminumnya. Dewasa ini, kebutuhan meminum kopi sangatlah banyak, karena khasiat kopi yang diberikan membantu seseorang dalam kegiatan kesehariannya. Mulai dari berangkat bekerja atau waktu bekerja biasannya seseorang akan menyeduh secangkir kopi untuk menambah konsentrasi ataupun obat untuk kantuk. Aktivitas kita setelah meminumnya akan membuat kita menjadi bersemangat. Bekerja misalnya kita menjadi fokus dan lebih semangat dalam bekerja. Saking semangat bekerja melawan aktivitas harian kita sampai lupa bagaimana kita bisa melewati hari-hari yang repetitif. Ya. Lupa akan Diri seringkali membuat kita terkecoh dan tidak awas dalam melakukan keseharian kita. Seringkali membuat ‘lupa diri’

AL-KINDI


(sumber : inspiring quotes.us)
Biografi

Al-Kindi nama lengkapnya ialah Abu Yusuf Ya’qub ibn Ishaq al-Sabbah ibn Imran ibn Ismai’il ibn al-Asy’ats ibn Qais al-Kindi. Lahir di Kufah tahun 185/801. Nama al-Kindi menanjak setelah hidup di istana pada masa pemerintahan al-Mu’tasim yang menggantikan al-Ma’mun pada tahun 218/833. Hal ini disebabkan karena pada waktu itu al-Kindi dipercaya pihak istana menjadi guru pribadi puteranya, yaitu Ahmad ibn Mu’tasim. Pada masa inilah al-Kindi berkesempatan menulis karya-karyanya. Setelah masa al-Ma’mun ia menerjemahkan kitab-kitab Yunani ke dalam bahasa Arab.

Karya-karyanya
Karya ilmiah al-Kindi kebanyakan hanya berupa makalah-makalah, tetapi jumlahnya amat banyak. Ibn Nadim menyebutkan jumlahnya lebih dari 230 buah. Karangan-karangan al-Kindi mengenai filsafat menunjukan ketelitian dan kecermatannya dalam memberikan batasan-batasan makna istilah yang dipergunakan dalam terminology ilmu filsafat.

Filsafat al-Kindi

Epistemologi

Ia menyebutkan adanya tiga macam pengetahuan manusia, yaitu
-         - Pengetahuan yang diperoleh dengan indera lahiriah yang disebut sebagai pengetahuan inderawi.
-          -Pengetahuan yang diperoleh dengan jalan menggunakan akal yang disebut pengetahuan rasional.
-          -Pengetahuan yang diperoleh langsung dari Tuhan yang disebut pengetahuan isyraqi atau iluminatif.

Metafisika

Al-Kindi menyebutkan ada dua bagian yaitu :
-          -Pengetahuan ilahi sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an, berasal dari Nabi dan Tuhan.
-          -Pengetahuan manusiawi atau filsafat. Dasarnya ialah pemikiran

Filsafat Jiwa

Menurut al-Kindi, jiwa manusia berasal dari jiwa-dunia. Al-Kindi merasa kesulitan menjelaskan persemayaman jiwa manusia yang bersifat spiritual dalam tubuh manusia yang sifatnya temporal-material. Jiwa juga mengandung tiga potensi, yaitu daya nafsu, daya pemarah, dan daya berfikir. Menurut al-Kindi juga, akal dibagi menjadi tiga macam yaitu
-          -Akal yang bersifat potensial
-          -Akal yang telah keluar dari sifat potensil menjadi aktuil
-          -Akal yang telah mencapai tingkat kedua dari aktualitas

Ada satu macam akal yang mempunyai wujud di luar ruh manusia yang bernama akal yang selamanya dalam aktualitas. Akal ini, selamanya dalam aktualitas, ialah yang membuat akal yang bersifat potensial dalam ruh manusia menjadi aktuil. Sifat akal ini ialah :
-          -Ia merupakan akal pertama.
-          -Ia selamanya dalam aktualitas.
-          -Ia merupakan species dan genus.
-          -Ia membuat akal potensil menjadi actual berfikir.
-          -Ia tidak sama dengan akal potensil tetapi lain dari padanya.

Etika

Al-Kindi berpendapat bahwa keutamaan manusiawi tidak lain adalah “budi pekerti yang terpuji”. Yang pertama, merupakan asas dalam jiwa, tetapi bukan asas negative, melainkan pengetahuan dan perbuatan. Dibagi menjadi tiga yaitu :
-          -Kebijaksanaan
-          -Keberanian
-          -Kesucian

Komentar